Kamis, 04 Agustus 2016

Manusia Dan Harapan

  1. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajub selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

  1. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN?
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulang hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan, dan sebagainya. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya.
Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani misalnya makan, minum, pakaian, rumah. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
  1. Kelangsungan hidup
  2. Keamanan
  3. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
  4. Diakui lingkungan (Status)
  5. Perwujudan cita-cita
Kelangsungan hidup
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan/tempat tinggal. Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan keamanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat berlindung dari panas, gelap, dan sebagainya.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi penganutnya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin meningkatkan harga diri, dan sebagainya.
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaanya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

  1. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenara. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan dengan cara langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan. Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran.
Dalam berbagai jenis kebenaran yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

  1. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
  1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
  1. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
  1. Kepercayaan kepada pemerintah
Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan). Pandangan ini disebut pandangan teokratis.
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Jelaslah bagi kita, baik pandangan teokratis ataupun demokratis, negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
  1. Kepercayaan pada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
  1. Meningkatkan ketakwaan kita dengan meningkatkan ibadah
  2. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
  3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan suka menolong, dermawan, dan sebagainya
  4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
  5. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar