Selasa, 08 Januari 2019

EDI, Bioinformatika dan Cloud Computing


I. Electronic Data Interchange

Di era modern sekarang, data elektronik yang digunakan dalam aktivitas bisnis sangat penting. Sehingga dalam suatu pelaksanaan bisnis, pertukaran data dibutuhkan baik sebelum maupun sesudah melakukan suatu aktivitas bisnis, seperti jual beli online. Proses pertukaran data ini disebut dengan Electronic Data Interchange (EDI). EDI memiliki arti lain yaitu suatu proses pemindahan data / dokumen bisnis secara elektronik diantara beberapa mesin didalam suatu organisasi dalam format yang bisa dikenali di masing-masing mesin tersebut. Pada umumnya digunakan untuk mentransfer Transaksi bisnis dengan suatu system computer yang compatible, misalnya antar mesin ATM, antar Bank. 

Menurut Laudon, (1991) EDI merupakan cara komunikasi atau pertukaran transaksi bisnis standar diantara dua pihak atau lebih dengan menggunakan media komputer di satu pihak ke komputer lain pada pihak lain. Sehingga dapat disimpulkan bahwa EDI bertujuan untuk memudahkan para pelaku bisnis dalam saling mentransmisikan dokumen masing-masing dengan lebih cepat, akurat dan efisien dengan meminimalisir kesalahan yang diakibatkan proses re-entry. Selain itu juga mengurangi penggunaan kertas dan biaya lain yang dapat dihilangkan dengan adanya EDI ini.

A. Sejarah

Pada tahun 1964, seorang manajer marketing yang bekerja di American Hospital Supply Company (AHSC), dimana ia menciptakan sebuah sistem untuk menangani masalah inventori di sebuah rumah sakit lokal di Amerika Serikat. Manajer tersebut memberikan sejumlah kumpulan kartu berlubang (punched card) kepada rumah sakit lokal tersebut. Setiap buah punched card merepresentasikan tiap pembelian barang dari AHSC, kemudian punched card ini dimasukkan ke dalam sebuah kotak persediaan untuk mengindikasikan kapan barang tertentu harus dipesan lagi. Di waktu yang bersamaan, punched card-punched card itu dikumpulkan dan dimasukkan ke dalam card reader yang disediakan untuk para pelanggan. 

Data dikirim melalui saluran telepon standar ke sebuah kunci mesin punch atau keypunch di AHSC, dimana set punched card–punched card yang identik diduplikasi. Pemenuhan pesanan kemudian dikerjakan secara biasa. Pertukaran data elektronik ini ternyata meningkatkan keakuratan dan efisiensi dalam pemesanan persediaan-persediaan pada banyak rumah sakit di Amerika Serikat. Ketidakakuratan pemesanan berkurang, waktu pengiriman menjadi lebih cepat, dan permasalahan kekurangan inventori pun dapat diatasi dalam rumah sakit-rumah sakit tersebut. Dalam beberapa tahun ke depan, EDI yang sebelumnya hanya berbasis sistem one-to-one seperti yang pertama kali digunakkan oleh AHSC,  berkembang menjadi pasar-pasar elektronik baru yang berisi komunitas-komunitas industri pelanggan, pemasok, penghasil, dan fasilitator jaringan. EDI kemudian menjadi suatu nilai penting dalam kemitraan perdagangan.

B. Kelebihan dan Kelemahan

Beberapa kelebihan dalam penggunaan EDI diantaranya:
  1.  Menurunkan siklus waktu.
  2.  Manajemen Inventory lebih baik.
  3.  Meningkatkan produktifitas.
  4.  Meningkatkan layanan konsumen.
  5.  Meminimal penggunaan kertas dan media penyimpan.
  6.  Meningkatkan aliran keuangan.
Sementara kelemahan pada EDI yaitu implementasinnya yang sangat spesifik dan tertutup sehingga membutuhkan biaya yang tidak sedikit.

II. Bioinformatika

Bioinformatika adalah suatu ilmu yang mempelajari penerapan teknik komputasional untuk menganalisis informasi biologis yang disimpan dalam suatu database. Penerapan dibidang bioinformatika mencakup beberapa metode antara lain matematika, statistika dan informatika untuk membantu memecahkan masalah biologis terutama yang berkaitan dengan penggunaan sekuens DNA dan asam amino. Menurut Durso (1997) Bioinformatika adalah manajemen dan analisis informasi biologis yang disimpan dalam database. Sehingga dapat disimpulkan Bioinformatika merupakan ilmu yang digunakan dalam menganalisa dan mengolah suatu informasi biologis dan akan disimpan ke dalam database.

A. Sejarah

Istilah bioinformatics mulai dikemukakan pada pertengahan era 1980-an untuk mengacu pada penerapan komputer dalam biologi. Namun demikian, penerapan bidang-bidang dalam bioinformatika (seperti pembuatan basis data dan pengembangan algoritma untuk analisis sekuens biologis) sudah dilakukan sejak tahun 1960-an.Kemajuan teknik biologi molekular dalam mengungkap sekuens biologis dari protein (sejak awal 1950-an) dan asam nukleat (sejak 1960-an) mengawali perkembangan basis data dan teknik analisis sekuens biologis. Basis data sekuens protein mulai dikembangkan pada tahun 1960-an di Amerika Serikat, sementara basis data sekuens DNA dikembangkan pada akhir 1970-an di Amerika Serikat dan Jerman (pada European Molecular Biology Laboratory, Laboratorium Biologi Molekular Eropa). 

Penemuan teknik sekuensing DNA yang lebih cepat pada pertengahan 1970-an menjadi landasan terjadinya ledakan jumlah sekuens DNA yang berhasil diungkapkan pada 1980-an dan 1990-an, menjadi salah satu pembuka jalan bagi proyek-proyek pengungkapan genom, meningkatkan kebutuhan akan pengelolaan dan analisis sekuens, dan pada akhirnya menyebabkan lahirnya bioinformatika.Ilmu bioinformatika lahir atas insiatif para ahli ilmu komputer berdasarkan artificial intelligence. Mereka berpikir bahwa semua gejala yang ada di alam ini bisa diuat secara artificial melalui simulasi dari gejala-gejala tersebut. Untuk mewujudkan hal ini diperlukan data-data yang yang menjadi kunci penentu tindak-tanduk gejala alam tersebut, yaitu gen yang meliputi DNA atau RNA. Bioinformatika ini penting untuk manajemen data-data dari dunia biologi dan kedokteran modern. Perangkat utama Bioinformatika adalah program software dan didukung oleh kesediaan internet.

B. Bidang-Bidang

Bioinformatika sendiri memiliki turunan ilmu-ilmu dibawahnya dan menjadi bidang atau cabang disiplin ilmu yang terkait dengan Bioinformatika. Beberapa bidang tersebut diantaranya:

1. Biophysics
Biophysics merupakan sebuah bidang interdisipliner yang mengaplikasikan teknik-teknik dari ilmu Fisika untuk memahami struktur dan fungsi biologi (British Biophysical Society).

2. Computational Biology
Merupakan bagian dari Bioinformatika yang paling dekat dengan bidang Biologi umum klasik. Fokus dari computational biology adalah gerak evolusi, populasi, dan biologi teoritis daripada biomedis dalam molekul dan sel.

3. Medical Informatics
Medical informatics adalah sebuah disiplin ilmu yang baru yang didefinisikan sebagai pembelajaran, penemuan dan implementasi dari struktur dan algoritma untuk meningkatkan komunikasi, pengertian dan manajemen informasi medis.

4. Cheminformatics
Cheminformatics merupakan kombinasi dari sintesis kimia, penyaringan biologis dan pendekatan data-mining yang digunakan untuk penemuan dan pengembangan obat (Cambridge Healthech Institute’s Sixth Annual Cheminformatics conference).

5. Genomics
Genomics adalah bidang ilmu yang ada sebelum selesainya sekuen genom, kecuali dalam bentuk yang paling kasar. Genomics adalah setiap usaha untuk menganalisa atau membandingkan seluruh komplemen genetik dari satu spesies atau lebih.

6. Mathematical Biology
Mathematical biology menangani masalah-masalah biologi, namun metode yang digunakan untuk menangani masalah tersebut tidak perlu secara numerik dan tidak perlu diimplementasikan dalam software maupun hardware.

7. Proteomics
Proteomics berkaitan dengan studi kuantitatif dan kualitatif dari ekspresi gen di level dari protein-protein fungsional itu sendiri. Yaitu: “sebuah antarmuka antara biokimia protein dengan biologi molekul”.

8. Pharmacogenomics
Pharmacogenomics merupakan aplikasi dari pendekatan genomik dan teknologi pada identifikasi dari target-target obat.

9. Pharmacogenetics
Pharmacogenetics adalah bagian dari pharmacogenomics yang menggunakan metode genomik atau Bioinformatika untuk mengidentifikasi hubungan-hubungan genomik.

III. Cloud Computing

Cloud Computing merupakan gabungan pemanfaatan dari teknologi komputer dalam suatu jaringan dengan pengembangan berbasis internet yang memiliki fungsi untuk menjalankan program melalui komputer-komputer yang telah terkoneksi pada waktu yang sama, namun tidak semua komputer yang terkoneksi melalui internet menggunakan Cloud Computing. Menurut Laudon dan Loudon (2015) Cloud Computing adalah sebuah model komputasi dimana aktifitas pemrosesan. penyimpanan, perangkat lunak dan layanan lainnya disediakan layakanya sumber virtual terpadu pada suatu jaringan yang umumnya adalah internet. Sumber daya computasi dari cloud computing tersebar dan dapat diakses berdasarkan kebutuhan dari perangkat apapun dan dimanapun terhubung. Jadi dapat disimpulkan bahwa Cloud Computing merupakan teknologi yang digunakan pada suatu jaringan yang seluruh kegiatan yang terkait dengna manajemen dan layanan yang diberikan berupa virtual dan melalui internet.

A. Karakteristik

Menurut National Institute of Standarts and Technology (NIST), pada Cloud Computing terdapat 5 Karakeristik yang cukup penting. Karakteristik Cloud Computing tersebut adalah :
  1. On Demand Self Service
  2. Broad NetWork Acces
  3. Resource Pooling
  4. Rapid Elasticity
  5. Measured Service

B. Layanan Cloud Computing

Pada Cloud Computing terdapat 3 jenis layanan yang disediakan, yaitu:

1. Software as a Service (Saas)
Merupakan layanan yang  menyediakan aplikasi siap pakai yang ditujukan kepada pengguna akhir (End User). User tidak perlu membuat aplikasi ataupun infrastruktur. Contoh dari layanan ini adalah layanan seperti Hotmail, Gmail, Ymail, Twitter, dan Facebook.

2. Platform as a service (PaaS)
Layanan ini menyewakan tempat untuk menjalankan sebuah aplikasi dari pengguna. Layanan tersebut bisa saja seperti penyediaan sistim operasi, database, framework yang merupakan platform untuk menjalankan sebuah aplikasi. Pengguna tidak perlu melakukan maintenance dan menyiapkan infrastructure sehingga user hanya fokus untuk membangun aplikasi. Sebagai contoh layanan ini adalah seperti Windows Azure, Amazon Web Service, Google App Engine dan sebagainya.

3. Infrastructure as a Service (IaaS)
Adalah layanan yang menyediakan infrastruktur IT kepada pengguna akhir dimana layanan tersebut dibangun berbasis cloud. Infrastruktur tersebut bisa bersifat fisik seperti hardisk, memory, jenis server, jaringan dan sebagainya. Cloud provider disini hanya menyediakan infrastruktur berdasarkan permintaan dari pengguna. Jadi jika user ingin melakukan penambahan atau upgrade infrastruktur, user tersebut dapat menghubungi penyedia server cloud tersebut. Contoh dari layanan ini seperti Amazon EC2, Rackspace cloud dan lain sebagainya.

C. Manfaat dan Masalah Pada Cloud Computing

Cloud Computing memiliki manfaat seperti fleksibilitas dengan kemudahan data akses, kapan dan dimanapun hanya dengan terkoneksi internet. Serta pengguna dapat dengan mudah meningkatkan atau mengurangi kapasitas penyimpanan data tanpa perlu membeli peralatan tambahan seperti hardisk. Selain itu seluruh data pada Cloud Computing tersimpan di server secara terpusat. Disisi lain karena seluruh data tersimpan pada server, maka bila server sedang down, pengguna akan kesulitan dalam menggunakan Cloud Computing. Dan keamanan yang belum terjamin karena seluruh pengguna Cloud Computing terhubung di jaringan internet memungkinkan cracker komputer menyusup dan dapat mengambil data yang disimpan pada Cloud Computing.


Sumber: