Kamis, 11 Agustus 2016

Tradisi Hari Raya di Indonesia

I. Kata Pengantar

Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Ilmu Budaya Dasar ini. Makalah “Tradisi Hari Raya di Indonesia” akan membahas tentang salah satu hari raya di Indonesia yang dirayakan oleh umat Nasrani, yaitu Natal di Flores, Nusa Tenggara Timur.

Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu jikalau ada pendapat atau kritik yang membangun sangat diharapkan. Sekian dari saya semoga bagi para pembaca makalah ini dapat menambahkan sedikit pengetahuan bagi pembaca, terimakasih.

II. Pendahuluan

Perayaan Natal sendiri untuk memperingati kelahiran Sang Juruselamat, Yesus Kristus ke dunia. Biasanya Natal pun dengan meriah dirayakan oleh orang-orang diseluruh dunia, termasuk umat Nasrani di Indonesia.

Pada masing-masing daerah memiliki tradisi khusus dalam merayakan hari raya Natal. Tradisi tersebut juga terdapat di Flores, Nusa Tenggara Timur. Tradisi tersebut juga tidak lepas dari kebiasaan atau budaya pada daerah tersebut.

IIIIsi Dan Pembahasan

Pengertian Tradisi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun(dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Selain itu memiliki arti lain penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.

Sementara menurut situs Wikipedia, tradisi berasal dari bahasa Latin traditio, yang berarti kebiasaan. Dan memiliki arti sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.

Jadi, tradisi memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang pada daerah tertentu, yang kemudian diterima oleh masyarakat yang ada pada daerah tersebut, dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat tersebut.

Flores Dan Penduduknya

Kota yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini memiliki budaya yang cukup beragam. Ini juga ditandai dengan bermacam-macam etnis tinggal di kota ini. Sehingga banyak budaya dan tradisi yang terdapat pada daerah ini.

Suku bangsa Flores merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Karena itu, kebudayaan Portugis pun masuk ke dalam kebudayaan Flores, baik dalam bidang genetik, agama, dan budaya.

Pada zaman Kolonialisme dahulu, Portugis menganut agama Kristen/Nasrani. Sehingga agama tersebut pun masuk ke dalam kebudayaan masyarakat Flores. Dan sampai sekarang penganut agama Nasrani disana masih cukup banyak.

Karena itu perayaan Natal di Flores masih cukup banyak orang yang merayakannya disana. Ditambah tradisi-tradisi khas yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat Flores dan turun-temurun dilakukan.

Masyarakat Flores sendiri masih memiliki sifat primitif. Orang Flores juga tidak terlalu menghargai ilmu pengetahuan serta memiliki sifat feodal. Sementara itu, sikap primitif terbentuk dari kepercayaan dinamisme yang dianut dulu.

Adapun beberapa ciri khas orang Flores antara lain :

-Memiliki kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang cukup kuat
-Kejujuran dan keadilan kepercayaan yang kuat dan penyerahan diri seutuhnya pada Tuhan
-Rasa kesatuan orang Flores
-Penghargaan yang tinggi akan adat dan upacara adat

Tradisi Natal di Flores
  
Memasuki bulan Desember, masyarakat Flores ikut merayakan Hari Raya Natal. Mereka memiliki tradisi sendiri di daerahnya. Salah satu tradisi dalam mengekspresikan sukacita mereka adalah dengan menggunakan meriam bambu.

Di zaman dahulu, masyarakat di Flores menggunakan meriam bambu disaat ada peristiwa kematian tokoh besar di kampung-kampung mereka. Meriam bambu memberikan pesan kepada seluruh masyarakat bahwa di salah satu kampung itu terjadi kematian.

Di zaman sekarang, tradisi meriam bambu tersebut dilakukan pada masa Adventus dan Natal sampai dengan perayaan Tahun Baru. Tradisi ini sudah diwariskan oleh leluhur orang Flores dan Manggarai. Ini adalah salah satu cara menyambut kegembiraan Hari Raya Natal dengan membunyikan meriam bambu di kampung-kampung.

Saat Natal tiba pun terdengar suara-suara ledakan terdengar. Selain dari meriam bambu tersebut, suara ledakan terdengar dari kembang api. Warna-warni cahaya terlihat jelas dari langit. Kembang api tersebut pun ikut memeriahkan tradisi meriam bambu pada Hari Raya Natal di Flores tersebut.

Selain itu, perayaan Natal di Flores memiliki tradisi lain yang berupa tarian khas masyarakan Flores, yaitu tarian Songke. Sementara pada malam Natal, di Flores digelar tradisi "Embong".

Embong sendiri adalah tradisi mengarak patung anak kecil sebagai simbol Yesus di saat kecil, dan patung suami istri sebagai simbol orang tua Yesus, yaitu Maria dan Yusuf. Arak-arakan patung ini diiringi oleh nyanyian tradisional umat Kristen di sana.

Tradisi Embong dan arak-arakan nyanyian tradisional tersebut sudah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur di sana dan dilakukan pada setiap perayaan malam Natal dan perayaan Natal.


IV. Kesimpulan


Masing-masing Hari Raya yang ada di Indonesia, bahkan di dunia memiliki arti dan makna tersendiri. Perayaan tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Raya tersebut dan agar tradisi tersebut dilakukan turun-temurun.


Perayaan Natal pun tidak lepas dari hal itu. Natal dirayakan di setiap tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember dan dikenal sebagai malam Natal, kemudian dirayakan pula dalam kebaktian pagi pada tanggal 25 Desember.
Perayaan Natal di Flores sendiri dilakukan berdasarkan agama Kristen yang masuk melalui Kolonialisme Portugis di zaman penjajahan dahulu. Seiring berjalannya waktu, agama Kristen pun masuk kedalam kehidupan & kebudayaan masyarakat Flores.

Sementara itu, masyarakat Flores sendiri memiliki sifat primitif dan tidak terlalu mengindahkan ilmu pengetahuan serta feodal dan memiliki rasa persatuan yang cukup tinggi.

Tentu berbeda dengan daerah perkotaan yang bahkan hampir tidak mengindahkan kebudayaan serta rasa persatuan di daerahnya. Bahkan sebaliknya, diperkotaan sangat mementingkan ilmu pengetahuan dibandingkan budaya dan tradisi di daeranya.

Tentu saja hal ini membuat tradisi-tradisi, terutama pada Hari Raya Natal di Flores masih cukup terjaga, karena masyarakat di Flores belum seperti masyarakat yang ada di perkotaan. Semoga tradisi-tradisi Hari Raya yang terdapat di Flores dan di seluruh Indonesia terus terjaga keberadaannya sehingga generasi-generasi muda di Indonesia nanti mengenali tradisi-tradisi yang ada di tanah airnya.

Kamis, 04 Agustus 2016

Manusia Dan Harapan

  1. PENGERTIAN HARAPAN
Setiap manusia mempunyai harapan. Manusia yang tanpa harapan, berarti manusia itu mati dalam hidup. Orang yang akan meninggal sekalipun mempunyai harapan, biasanya berupa pesan-pesan kepada ahli warisnya.
Harapan tersebut tergantung pada pengetahuan, pengalaman, lingkungan hidup, dan kemampuan masing-masing. Berhasil atau tidaknya suatu harapan tergantung pada usaha orang yang mempunyai harapan.
Harapan harus berdasarkan kepercayaan, baik kepercayaan pada diri sendiri, maupun kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agar harapan terwujud, maka perlu usaha dengan sungguh-sungguh. Manusia wajub selalu berdoa. Karena usaha dan doa merupakan sarana terkabulnya harapan.

  1. APA SEBAB MANUSIA MEMPUNYAI HARAPAN?
Menurut kodratnya manusia itu adalah makhluk sosial. Setiap lahir ke dunia langsung disambut dalam suatu pergaulang hidup, yakni di tengah suatu keluarga atau anggota masyarakat lainnya. Ada dua hal yang mendorong orang hidup bergaul dengan manusia lain, yakni dorongan kodrat dan dorongan kebutuhan hidup.
Dorongan Kodrat
Kodrat ialah sifat, keadaan, atau pembawaan alamiah yang sudah terjelma dalam diri manusia sejak manusia itu diciptakan oleh Tuhan. Misalnya menangis, bergembira, berpikir, berjalan, berkata, mempunyai keturunan, dan sebagainya. Dorongan kodrat menyebabkan manusia mempunyai keinginan atau harapan, misalnya menangis, tertawa, bergembira, dan sebagainya.
Dorongan Kebutuhan Hidup
Sudah kodrat pula bahwa manusia mempunyai bermacam-macam kebutuhan hidup. Kebutuhan hidup itu pada garis besarnya dapat dibedakan atas kebutuhan jasmani dan kebutuhan rohani. Kebutuhan jasmani misalnya makan, minum, pakaian, rumah. Untuk memenuhi semua kebutuhan itu manusia bekerja sama dengan manusia lain.
Menurut Abraham Maslow, sesuai dengan kodratnya harapan manusia atau kebutuhan manusia itu ialah :
  1. Kelangsungan hidup
  2. Keamanan
  3. Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
  4. Diakui lingkungan (Status)
  5. Perwujudan cita-cita
Kelangsungan hidup
Untuk melangsungkan hidupnya manusia membutuhkan sandang, pangan, dan papan/tempat tinggal. Setiap bayi begitu lahir di bumi menangis mengharapkan diberi makan/minum. Kebutuhan akan makan/minum ini terus berkembang sesuai dengan perkembangan hidup manusia.
Sandang, semula hanya berupa perlindungan/keamanan, untuk melindungi dirinya dari cuaca. Tetapi dalam perkembangan hidupnya, sandang tidak hanya sebagai perlindungan keamanan, tetapi lebih cenderung kepada kebutuhan lain. Papan yang dimaksud adalah tempat tinggal atau rumah. Rumah kebutuhan primer manusia, karena rumah itu sebagai tempat berlindung dari panas, gelap, dan sebagainya.
Keamanan
Setiap orang membutuhkan keamanan. Rasa aman tidak harus diwujudkan dengan perlindungan yang nampak, secara moral pun orang lain dapat memberi rasa aman. Dalam hal ini agama merupakan cara memperoleh keamanan moril bagi penganutnya. Walaupun secara fisik keadaannya dalam bahaya, keyakinan bahwa Tuhan memberikan perlindungan berarti sudah memberikan keamanan yang diharapkan.
Hak dan kewajiban mencintai dan dicintai
Tiap orang mempunyai hak dan kewajiban. Bila seseorang telah menginjak dewasa, maka ia merasa sudah dewasa, sehingga sudah saatnya mempunyai harapan untuk dicintai dan mencintai. Pada usia itu, biasanya terjadi konflik batin pada dirinya dengan pihak orang tua. Sebab umumnya remaja mulai menentang sifat-sifat orang tua yang dianggap tidak sesuai dengan alamnya.
Status
Setiap manusia membutuhkan status. Status itu penting, karena dengan status orang tahu siapa dia. Harga diri orang antara lain melekat pada status orang itu. Alangkah kejamnya manusia itu dengan adanya harapan untuk memperoleh status ini berarti orang menguasai hak milik nama baik, ingin berprestasi, ingin meningkatkan harga diri, dan sebagainya.
Perwujudan cita-cita
Selanjutnya manusia berharap diakui keberadaanya sesuai dengan keahliannya atau kepangkatannya atau profesinya. Pada saat itu manusia mengembangkan bakat atau kepandaiannya agar ia diterima atau diakui kehebatannya.

  1. KEPERCAYAAN
Kepercayaan berasal dari kata percaya, artinya mengakui atau meyakini akan kebenara. Kepercayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan pengakuan atau keyakinan akan kebenaran. Ada jenis pengetahuan yang dimiliki seseorang, bukan karena merupakan hasil penyelidikan sendiri, melainkan diterima dari orang lain.
Kebenaran pengetahuan yang didasarkan atas orang lain itu disebabkan karena orang lain itu dapat dipercaya. Pengetahuan yang diterima dari orang lain atas kewibawaannya itu disebut kepercayaan. Makin besar kewibawaan yang memberitahu mengenai pengetahuan itu makin besar kepercayaan.
Dalam agama terdapat kebenaran-kebenaran yang dianggap diwahyukan artinya diberitahukan oleh Tuhan dengan cara langsung atau tidak langsung kepada manusia. Kepercayaan dalam agama merupakan keyakinan yang paling besar.
Kebenaran
Kebenaran atau benar amat penting bagi manusia. Setiap orang mendambakannya, karena ia mempunyai arti khusus bagi hidupnya. Ia merupakan fokus dari segala pikiran, sikap, dan perasaan. Dalam tingkah laku, ucapan, perbuatan manusia selalu berhati-hati agar mereka tidak menyimpang dari kebenaran.
Dalam berbagai jenis kebenaran yang selalu diusahakan dan dijaga ialah kebenaran dalam bertindak, berbuat, berucap, berupaya, dan berpendapat. Sebab ketidakbenaran dalam hal-hal itu akan langsung mencemarkan atau menjatuhkan nama baiknya, sehingga orang tidak mempercayainya lagi.

  1. BERBAGAI KEPERCAYAAN DAN USAHA MENINGKATKANNYA
Dasar kepercayaan adalah kebenaran. Sumber kebenaran adalah manusia. Kepercayaan itu dapat dibedakan atas :
  1. Kepercayaan pada diri sendiri
Kepercayaan pada diri sendiri itu ditanamkan setiap pribadi manusia. Percaya pada diri sendiri pada hakekatnya percaya pada Tuhan Yang Maha Esa. Percaya pada diri sendiri, menganggap dirinya tidak salah, dirinya menang, dirinya mampu mengerjakan yang diserahkan atau dipercayakan kepadanya.
  1. Kepercayaan kepada orang lain
Percaya kepada orang lain itu dapat berupa percaya kepada saudara, orang tua, guru, atau siapa saja. Kepercayaan kepada orang lain itu sudah tentu percaya terhadap kata hatinya, perbuatan yang sesuai dengan kata hati, atau terhadap kebenarannya. Ada ucapan yang berbunyi orang itu dipercaya karena ucapannya.
  1. Kepercayaan kepada pemerintah
Tuhan langsung memerintah dan memimpin bangsa manusia, atau setidak-tidaknya Tuhanlah pemilik kedaulatan sejati, karena semua adalah ciptaan Tuhan. Semua mengemban kewibawaan, terutama pengemban tertinggi, yaitu raja, langsung dikaruniai kewibawaan oleh Tuhan, sebab langsung dipilih oleh Tuhan pula (kerajaan). Pandangan ini disebut pandangan teokratis.
Pandangan demokratis mengatakan bahwa kedaulatan adalah dari rakyat. Rakyat adalah negara, rakyat itu menjelma pada negara. Jelaslah bagi kita, baik pandangan teokratis ataupun demokratis, negara atau pemerintah itu benar, karena Tuhan adalah sumber kebenaran. Karena itu wajarlah kalau manusia sebagai warga negara percaya kepada negara/pemerintah.
  1. Kepercayaan pada Tuhan
Kepercayaan kepada Tuhan yang maha kuasa itu amat penting, karena keberadaan manusia itu bukan dengan sendirinya, tetapi diciptakan oleh Tuhan. Berbagai usaha dilakukan manusia untuk meningkatkan rasa percaya kepada Tuhannya. Usaha itu bergantung kepada pribadi kondisi, situasi, dan lingkungan. Usaha itu antara lain :
  1. Meningkatkan ketakwaan kita dengan meningkatkan ibadah
  2. Meningkatkan pengabdian kita kepada masyarakat
  3. Meningkatkan kecintaan kita kepada sesama manusia dengan suka menolong, dermawan, dan sebagainya
  4. Mengurangi nafsu mengumpulkan harta yang berlebihan
  5. Menekan perasaan negatif seperti iri, dengki, fitnah, dan sebagainya

Manusia Dan Kegelisahan


  1. PENGERTIAN KEGELISAHAN

Kegelisahan berasal dari kata gelisah, yang berarti tidak tenteram hatinya, selalu merasa khawatir, tidak tenang, tidak sabar, cemas. Sehingga kegelisahan merupakan hal yang menggambarkan seseorang tidak tenteram hati maupun perbuatannya, merasa khawatir, tidak tenang dalam tingkah lakunya, tidak sabar ataupun dalam kecemasan.

Kegelisahan hanya dapat diketahui dari gejala tingkah laku atau gerak-gerik seseorang dalam situasi tertentu. Gejala tingkah laku atau gerak-gerik itu umumnya lain dari biasanya, misalnya berjalan mundar-mandir dalam ruang tertentu sambil menundukkan kepala.
Sigmund Freud, ahli psikoanalisa berpendapat, bahwa ada tiga macam kecemasan yang menimpa manusia, yaitu kecemasan kenyataan (obyektif), kecemasan neorotik, dan kecemasan moril.
  1. Kecemasan obyektif
Kecemasan tentang kenyataan adalah suatu pengalaman perasaan sebagai akibat pengamatan atau suatu bahaya dalam dunia luar. Bahaya adalah sikap keadan dalam lingkungan seseorang yang mengancam untuk mencelakakannya.
Pengalaman bahaya dan timbulnya kecemasan mungkin dari sifat pembawaan, dalam arti kata, bahwa seseorang mewarisi kecenderungan untuk menjadi takut kalau ia berada dekat dengan benda-benda tertentu atau keadaan tertentu dari lingkungannya.
  1. Kecemasan neorotis
Kecemasan ini timbul karena pengaman tentang bahaya dari naluriah. Menurut Sigmund Freud, kecemasan ini dibagi tiga macam, yakni :
  1. Kecemasan yang timbul karena penyesuaian diri dengan lingkungan
  2. Ketakutan yang tegang dan irrasional (Phobia)
  3. Rasa gugup yang muncul secara tiba-tiba tanpa ada pemicu yang jelas

  1. Kecemasan moril

Kecemasan moril disebabkan karena pribadi seseorang. Tiap pribadi memiliki bermacam-macam emosi antara lain iri, benci, dendam, dengki, marah, gelisah, cinta, rasa kekurangan.

Rasa iri, benci, dengki, dendam itu merupakan sebagian dari pernyataan individu secara keseluruhan berdasarkan konsep yang kurang sehat. Oleh karena itu sering alasan untuk iri, benci, dengki itu kurang dapat dipahami orang lain.


  1. SEBAB-SEBAB ORANG GELISAH

Apabila kita kaji, sebab-sebab orang gelisah adalah karena pada hakekatnya orang takut kehilangan hak-haknya. Hal itu adalah akibat dari suatu ancaman, baik ancaman dari luar maupun dari dalam.

  1. USAHA-USAHA MENGATASI KEGELISAHAN

Mengatasi kegelisahan ini pertama-tama harus mulai dari diri kita sendiri, yaitu kita harus bersikap tenang. Dengan sikap tenang kita dapat berpikir tenang, sehingga segala kesulitan dapat kita atasi.

  1. KETERASINGAN

Keterasingan berasal dari kata terasing, dan kata itu adalah dari kata dasar asing. Kata asing berarti sendiri, tidak dikenal orang, sehingga kata terasing berarti tersisihkan dari pergaulan, terpisahkan dari yang lain, atau terpencil.

Jadi kata keterasingan berarti hal-hal yang berkenaan dengan tersisihkan dari pergaulan, terpencil atau terpisah dari yang lain. Terasing atau keterasingan adalah bagian hidup manusia. Sebentar atau lama orang pernah mengalami hidup dalam keterasingan, sudah tentu dengan sebab dan kadar yang berbeda satu sama lain.

Yang menyebabkan orang berada dalam keterasingan itu ialah perilakunya yang tidak dapat diterima atau tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat, atau kekurangan yang ada pada diri seseorang, sehingga ia tidak dapat atau sulit menyesuaikan diri dalam masyarakat.

Orang yang bersikap angkuh, sombong, besar kepala, tidak menghormati orang lain selau akan tersisih dari pergaulan masyarakat, karena perilaku semacam ini tidak disenangi dan dibenci oleh masyarakat.

Kekurangan yang ada pada diri seseorang dapat juga membuat keterasingan. Dalam hal ini bukan masyarakat yang membuat orang itu terasing, melainkan dirinya sendiri karena ketidakmampuan atau karena membuat kesalahan.

Ketidakmampuan atau kesalahan ini berpengaruh pada nama baik atau harga diri atau martabat orang yang bersangkutan. Kesalahan yang dibuat seseorang juga dapat membuat orang itu dalam keterasingan, dan karena itu ia merasa gelisah.



  1. KESEPIAN

Kesepian berasal dari kata sepi, yang berarti sunyi atau lenggang. Sehingga kata kesepian berarti merasa sunyi atau lenggang, tidak berteman. Setiap orang pernah mengalami kesepian, karena kesepian bagian hidup manusia, lama rasa sepi itu bergantung kepada mental orang dan kasus penyebabnya.

Bermacam-macam penyebab terjadinya kesepian. Frustasi dapat mengakibatkan kesepian. Dalam hal seperti itu orang tidak mau diganggu, ia lebih senang dalam keadaan sepi, tidak suka bergaul, dan sebagainya. Ia lebih senang hidup sendiri.

Kesepian itu akibat dari keterasingan. Keterasingan akibat sikap sombong, angkuh, kaku, keras kepala, sehingga dijauhi teman-teman sepergaulan. Kaerena teman-teman menjauhi, maka orang yang bersikap sombong itu hidup terasing, terpencil dari keramaian hidup sehingga merasa kesepian.

Orang yang frustasi itu bersikap rendah diri, sengaja menjauhi pergaulan ramai, kebalikan dengan orang yang bersikap sombong. Orang yang bersikap rendah diri, pemalu, minder, merasa dirinya kurang berharga dibanding orang lain, maka orang itu lebih suka menyendiri. Karena menyendiri itu akibatnya merasa kesepian.

  1. KETIDAKPASTIAN

Ketidakpastian berasal dari kata tidak pasti artinya tidak menentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, tanpa arah yang jelas, tanpa asal-usul yang jelas. Ketidakpastian artinya keadaan yang tidak pasti, tidak tentu, tidak dapat ditentukan, tidak tahu, keadaan tanpa arah yang jelas, keadaan tanpa asal-usul yang jelas. Itu semua adalah akibat pikirannya tidak dapat konsentrasi. Tidak konsentrasi tersebut disebabkan oleh berbagai sebab, yang jelas pikirannya sedang kacau.

  1. SEBAB-SEBAB TERJADI KETIDAKPASTIAN

Orang yang pikirannya terganggu tidak dapat lagi berpikir secara teratur, apalagi mengambil kesimpulan. Dalam berpikir manusia selalu menerima rangsangan lain, sehingga jalan pikirannya menjadi kacau oleh rangsang-rangsang baru.

Beberapa sebab orang tak dapat berpikir dengan pasti ialah :

  1. Obsesi

Obsesi merupakan gejala neurosa jiwa, yaitu adanya pikiran atau perasaan tertentu yang terus menerus, biasanya tentang hal-hal yang tak menyenangkan, atau sebab-sebabnya tak diketahui oleh penderita. Misalnya selalu berpikir ada orang yang ingin menjatuhkan dia.

  1. Phobia

Ialah rasa ketakutan yang tak terkendali, tidak normal kepada sesuatu hal atau kejadian tanpa diketahui sebab-sebabnya.

  1. Kompulasi

Ialah adanya keragu-raguan tentang apa yang telah dikerjakan, sehingga ada dorongan yang tak disadari melakukan perbuatan yang serupa berkali-kali.

  1. Histeria

Ialah neorosa jiwa yang disebabkan oleh tekanan mental, kekecewaan, pengalaman pahit yang menekan, kelemahan syaraf, tidak mampu menguasai diri, sugesti dari sikap orang lain.

  1. Delusi

Menunjukkan pikiran yang tidak beres, karena berdasarkan suatu keyakinan palsu. Tidak dapat memakai akal sehat, tidak ada dasar kenyataan dan tidak sesuai dengan pengalaman. Delusi ini ada tiga macam, yaitu :

  1. Delusi persekusi : Menganggap keadaan disekitarnya jelek
  2. Delusi keagungan : Menganggap dirinya orang penting dan besar
  3. Delusi melancholis : Merasa dirinya bersalah, hina, dan berdosa

  1. Halusinasi

Khayalan yang terjadi tanpa rangsangan pancaindera. Dengan sugesti diri orang dapat juga berhalusinasi. Halusinasi buatan, misalnya dapat dialami oleh orang mabuk atau pemakai obat bius. Kadang-kadang karena halusinasi orang merasa mendapat tekanan-tekanan terhadap dorongan-dorongan dasarnya.

  1. Keadaan Emosi

Dalam keadaan tertentu seseorang sangat berpengaruh oleh emosinya. Ini nampak pada keseluruhan pribadinya, berupa gangguan pada nafsu makan, pusing-pusing, muka merah, nadi cepat, keringat, tekanan darah tinggi/lemah.

  1. USAHA-USAHA PENYEMBUHAN KETIDAKPASTIAN

Orang yang tidak dapat berpikir dengan baik, atau kacau pikirannya ada bermacam-macam penyebabnya. Untuk dapat menyembuhkan keadaan itu bergantung kepada mental si penderita. Andaikata penyebab sudah diketahui, kemungkinan juga tidak dapat sembuh.
Bila penyebabnya itu jelas, misalnya rindu, obatnya mudah, yaitu dipertemukan dengan orang yang dirindukan. Phobia atau jenis takut bisa dilatih dari sedikit, sehingga tidak takut lagi. Orang yang bersikap sombong atau angkuh bila mengalami musibah, baru berkurang kesombongannya, tetapi mungkin tidak. Jika mereka sadar, kesembuhan itu adalah karena pengalaman. Jadi yang menyembuhkan masyarakat sekitarnya dan dirinya sendiri.

Manusia Dan Tanggung Jawab


  1. PENGERTIAN TANGGUNG JAWAB
Tanggung jawab menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia adalah, keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Sehingga bertanggung jawab menurut KBBI adalah berkewajiban menanggung, memikul jawab, menanggung segala sesuatunya, atau memberikan jawab dan menanggung akibatnya.
Tanggung jawab adalah kesadara manusia akan tingkah laku atau perbuatannya yang disengaja maupun yang tidak disengaja. Tanggung jawab juga berarti berbuat sebagai perwujudan kesadaran akan kewajibannya.
Seseorang mau bertanggung jawab karena ada kesadaran atau keinsafan atau pengertian atas segala perbuatan dan akibatnya dan atas kepentingan pihak lain. Manusia tidak boleh berbuat semaunya terhadap manusia lain dan terhadap alam lingkungannya. Manusia menciptakan keseimbangan, keserasian, keselarasan antara sesama manusia dan antara manusia dan lingkungan.
Apabila dikaji, tanggung jawab itu adalah kewajiban atau beban yang harus dipikul atau dipenuhi sebagai akibat dari perbuatan pihak yang berbuat, atau sebagai akibat dari perbuatan pihak lain, atau sebagai pengabdian, pengorbanan pada pihak lain.

  1. MACAM-MACAM TANGGUNG JAWAB
Manusia itu berjuang memenuhi keperluannya sendiri atau untuk keperluan pihak lain. Untuk itu ia menghadapi manusia lain dalam masyarakat atau menghadapi lingkungan alam. Dalam usahanya itu manusia juga menyadari bahwa ada kekuatan lain yang ikut menentukan yaitu kekuasaan Tuhan. Atas dasar ini, lalu dikenal beberapa jenis tanggung jawab, yaitu :
  1. Tanggung jawab terhadap diri sendiri
Tanggung jawab terhadap diri sendiri menuntut kesadaran setiap orang untuk memenuhi kewajibannya sendiri dalam mengembangkan kepribadian sebagai manusia pribadi. Dengan demikian bisa memecahkan masalah-masalah kemanusiaan mengenai dirinya sendiri.
  1. Tanggung jawab terhadap keluarga
Keluarga merupakan masyarakat kecil. Keluarga terdiri dari suami-istri, ayah-ibu, dan anak-anak, dan juga orang lain yang menjadi anggota keluarga. Tiap anggota keluarga wajib bertanggung jawab kepada keluarganya. Tanggung jawab ini menyangkut nama baik keluarga.
  1. Tanggung jawab terhadap masyarakat
Pada hakekatnya manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan manusia lain, sesuai dengan kedudukannya sebagai makhluk sosial. Karena membutuhkan manusia lain maka ia harus berkomunikasi dengan manusia lain tersebut. Sehingga dengan demikian manusia di sini merupakan anggota masyarakat yang tentunya mempunyai tanggung jawab seperti anggota masyarakat yang lain agar dapat melangsungkan hidupnya dalam masyarakat tersebut.
  1. Tanggung jawab kepada bangsa/negara
Suatu kenyataan lagi, bahwa tiap manusia, tiap individu adalah warga negara suatu negara. Dalam berpikir, berbuat, bertindak, bertingkah laku manusia terikat oleh norma-norma atau ukuran-ukuran yang dibuat oleh negara. Manusia tidak dapat berbuat semaunya sendiri. Bila perbuatan itu salah, maka ia harus bertanggung jawab kepada negara.
  1. Tanggung jawab terhadap Tuhan
Tuhan menciptakan manusia di bumi ini bukanlah tanpa tanggung jawab, melainkan untuk mengisi kehidupannya manusia mempunyai tanggung jawab langsung terhadap Tuhan. Sehingga tindakan manusia tidak bisa lepas dari hukuman-hukuman Tuhan yang dituangkan dalam berbagai kitab suci melalui berbagai agama.
Pelanggaran dari hukuman-hukuman tersebut akan segera diperingatkan oleh Tuhan dan jika dengan peringatan yang keraspun manusia masih juga tidak menghiraukan maka Tuhan akan melalukan kutukan/hukuman.

  1. PENGABDIAN DAN PENGORBANAN
Wujud tanggung jawab juga berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengabdian dan pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri.
(a) Pengabdian
Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat, ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang, hormat, atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengabdian itu pada hakekatnya adalah rasa tanggung jawab. Apabila orang bekerja keras sehari penuh untuk mencukupi kebutuhan, hal itu berarti mengabdi kepada keluarga. Lain halnya jika kita membantu teman dalam kesulitan, mungkin sampai berhari-hari itu bukan pengabdian, tetapi hanya bantuan saja.
Manusia tidak ada dengan sedirinya, tetapi merupakan makhluk ciptaan Tuhan. Sebagai ciptaan Tuhan manusia wajib mengabdi kepada Tuhan. Pengabdian berarti penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan dan itu merupakan perwujudan tanggung jawabnya kepada Tuhan Yang Maha Esa.
(b) Pengorbanan
Pengorbanan berasal dari kata korban atau kurban yang berarti persembahan, sehingga pengorbanan berarti pemberian untuk menyatakan kebaktian. Dengan demikian pengorbanan yang bersifat kebaktian itu mengandung unsur keikhlasan yang tidak mengandung pamrih.
Pengorbanan dalam arti pemberian sebagai tanda bakti tanpa pamrih dapat dirasakan bila kita membaca atau mendengarkan khotbah agama. Dari kisah para tokoh agama dan nabi, manusia memperoleh teladan, bagaimana semestinya wajib berkorban.
Pengabdian lebih banyak menunjuk kepada perbuatan sedangkan pengorbanan lebih banyak menunjuk kepada pemberian sesuatu misalnya berupa pikiran, perasaan, tenaga, biaya, waktu. Dalam pengabdian selalu dituntu pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntu pengabdian.