I. Kata Pengantar
Puji dan Syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan penyertaan-Nya saya dapat menyelesaikan tugas Ilmu Budaya Dasar ini. Makalah “Tradisi Hari Raya di Indonesia” akan membahas tentang salah satu hari raya di Indonesia yang dirayakan oleh umat Nasrani, yaitu Natal di Flores, Nusa Tenggara Timur.
Makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu jikalau ada pendapat atau kritik yang membangun sangat diharapkan. Sekian dari saya semoga bagi para pembaca makalah ini dapat menambahkan sedikit pengetahuan bagi pembaca, terimakasih.
II. Pendahuluan
Perayaan Natal sendiri untuk memperingati kelahiran Sang Juruselamat, Yesus Kristus ke dunia. Biasanya Natal pun dengan meriah dirayakan oleh orang-orang diseluruh dunia, termasuk umat Nasrani di Indonesia.
Pada masing-masing daerah memiliki tradisi khusus dalam merayakan hari raya Natal. Tradisi tersebut juga terdapat di Flores, Nusa Tenggara Timur. Tradisi tersebut juga tidak lepas dari kebiasaan atau budaya pada daerah tersebut.
III. Isi Dan Pembahasan
Pengertian Tradisi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, tradisi adalah adat kebiasaan turun-temurun(dari nenek moyang) yang masih dijalankan dalam masyarakat. Selain itu memiliki arti lain penilaian atau anggapan bahwa cara-cara yang telah ada merupakan yang paling baik dan benar.
Sementara menurut situs Wikipedia, tradisi berasal dari bahasa Latin traditio, yang berarti kebiasaan. Dan memiliki arti sesuatu yang telah dilakukan untuk sejak lama dan menjadi bagian dari kehidupan suatu masyarakat, biasanya dari suatu negara, kebudayaan, waktu, atau agama yang sama.
Jadi, tradisi memiliki arti suatu kegiatan yang dilakukan oleh banyak orang pada daerah tertentu, yang kemudian diterima oleh masyarakat yang ada pada daerah tersebut, dan akhirnya menjadi suatu kebiasaan yang dilakukan secara turun-temurun oleh masyarakat tersebut.
Flores Dan Penduduknya
Kota yang berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur ini memiliki budaya yang cukup beragam. Ini juga ditandai dengan bermacam-macam etnis tinggal di kota ini. Sehingga banyak budaya dan tradisi yang terdapat pada daerah ini.
Suku bangsa Flores merupakan percampuran etnis antara Melayu, Melanesia, dan Portugis. Karena itu, kebudayaan Portugis pun masuk ke dalam kebudayaan Flores, baik dalam bidang genetik, agama, dan budaya.
Pada zaman Kolonialisme dahulu, Portugis menganut agama Kristen/Nasrani. Sehingga agama tersebut pun masuk ke dalam kebudayaan masyarakat Flores. Dan sampai sekarang penganut agama Nasrani disana masih cukup banyak.
Karena itu perayaan Natal di Flores masih cukup banyak orang yang merayakannya disana. Ditambah tradisi-tradisi khas yang sudah lama dilakukan oleh masyarakat Flores dan turun-temurun dilakukan.
Masyarakat Flores sendiri masih memiliki sifat primitif. Orang Flores juga tidak terlalu menghargai ilmu pengetahuan serta memiliki sifat feodal. Sementara itu, sikap primitif terbentuk dari kepercayaan dinamisme yang dianut dulu.
Adapun beberapa ciri khas orang Flores antara lain :
-Memiliki kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang cukup kuat
-Kejujuran dan keadilan kepercayaan yang kuat dan penyerahan diri seutuhnya pada Tuhan
-Rasa kesatuan orang Flores
-Penghargaan yang tinggi akan adat dan upacara adat
Tradisi Natal di Flores
Memasuki bulan Desember, masyarakat Flores ikut merayakan Hari Raya Natal. Mereka memiliki tradisi sendiri di daerahnya. Salah satu tradisi dalam mengekspresikan sukacita mereka adalah dengan menggunakan meriam bambu.
Di zaman dahulu, masyarakat di Flores menggunakan meriam bambu disaat ada peristiwa kematian tokoh besar di kampung-kampung mereka. Meriam bambu memberikan pesan kepada seluruh masyarakat bahwa di salah satu kampung itu terjadi kematian.
Di zaman sekarang, tradisi meriam bambu tersebut dilakukan pada masa Adventus dan Natal sampai dengan perayaan Tahun Baru. Tradisi ini sudah diwariskan oleh leluhur orang Flores dan Manggarai. Ini adalah salah satu cara menyambut kegembiraan Hari Raya Natal dengan membunyikan meriam bambu di kampung-kampung.
Saat Natal tiba pun terdengar suara-suara ledakan terdengar. Selain dari meriam bambu tersebut, suara ledakan terdengar dari kembang api. Warna-warni cahaya terlihat jelas dari langit. Kembang api tersebut pun ikut memeriahkan tradisi meriam bambu pada Hari Raya Natal di Flores tersebut.
Selain itu, perayaan Natal di Flores memiliki tradisi lain yang berupa tarian khas masyarakan Flores, yaitu tarian Songke. Sementara pada malam Natal, di Flores digelar tradisi "Embong".
Embong sendiri adalah tradisi mengarak patung anak kecil sebagai simbol Yesus di saat kecil, dan patung suami istri sebagai simbol orang tua Yesus, yaitu Maria dan Yusuf. Arak-arakan patung ini diiringi oleh nyanyian tradisional umat Kristen di sana.
Tradisi Embong dan arak-arakan nyanyian tradisional tersebut sudah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur di sana dan dilakukan pada setiap perayaan malam Natal dan perayaan Natal.
IV. Kesimpulan
Masing-masing Hari Raya yang ada di Indonesia, bahkan di dunia memiliki arti dan makna tersendiri. Perayaan tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Raya tersebut dan agar tradisi tersebut dilakukan turun-temurun.
Perayaan Natal pun tidak lepas dari hal itu. Natal dirayakan di setiap tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember dan dikenal sebagai malam Natal, kemudian dirayakan pula dalam kebaktian pagi pada tanggal 25 Desember.
Memasuki bulan Desember, masyarakat Flores ikut merayakan Hari Raya Natal. Mereka memiliki tradisi sendiri di daerahnya. Salah satu tradisi dalam mengekspresikan sukacita mereka adalah dengan menggunakan meriam bambu.
Di zaman dahulu, masyarakat di Flores menggunakan meriam bambu disaat ada peristiwa kematian tokoh besar di kampung-kampung mereka. Meriam bambu memberikan pesan kepada seluruh masyarakat bahwa di salah satu kampung itu terjadi kematian.
Di zaman sekarang, tradisi meriam bambu tersebut dilakukan pada masa Adventus dan Natal sampai dengan perayaan Tahun Baru. Tradisi ini sudah diwariskan oleh leluhur orang Flores dan Manggarai. Ini adalah salah satu cara menyambut kegembiraan Hari Raya Natal dengan membunyikan meriam bambu di kampung-kampung.
Saat Natal tiba pun terdengar suara-suara ledakan terdengar. Selain dari meriam bambu tersebut, suara ledakan terdengar dari kembang api. Warna-warni cahaya terlihat jelas dari langit. Kembang api tersebut pun ikut memeriahkan tradisi meriam bambu pada Hari Raya Natal di Flores tersebut.
Selain itu, perayaan Natal di Flores memiliki tradisi lain yang berupa tarian khas masyarakan Flores, yaitu tarian Songke. Sementara pada malam Natal, di Flores digelar tradisi "Embong".
Embong sendiri adalah tradisi mengarak patung anak kecil sebagai simbol Yesus di saat kecil, dan patung suami istri sebagai simbol orang tua Yesus, yaitu Maria dan Yusuf. Arak-arakan patung ini diiringi oleh nyanyian tradisional umat Kristen di sana.
Tradisi Embong dan arak-arakan nyanyian tradisional tersebut sudah diwariskan secara turun temurun oleh leluhur di sana dan dilakukan pada setiap perayaan malam Natal dan perayaan Natal.
IV. Kesimpulan
Masing-masing Hari Raya yang ada di Indonesia, bahkan di dunia memiliki arti dan makna tersendiri. Perayaan tersebut dilakukan untuk memperingati Hari Raya tersebut dan agar tradisi tersebut dilakukan turun-temurun.
Perayaan Natal pun tidak lepas dari hal itu. Natal dirayakan di setiap tanggal 25 Desember untuk memperingati hari kelahiran Yesus Kristus. Natal dirayakan dalam kebaktian malam pada tanggal 24 Desember dan dikenal sebagai malam Natal, kemudian dirayakan pula dalam kebaktian pagi pada tanggal 25 Desember.
Perayaan Natal di Flores sendiri dilakukan berdasarkan agama Kristen yang masuk melalui Kolonialisme Portugis di zaman penjajahan dahulu. Seiring berjalannya waktu, agama Kristen pun masuk kedalam kehidupan & kebudayaan masyarakat Flores.
Sementara itu, masyarakat Flores sendiri memiliki sifat primitif dan tidak terlalu mengindahkan ilmu pengetahuan serta feodal dan memiliki rasa persatuan yang cukup tinggi.
Tentu berbeda dengan daerah perkotaan yang bahkan hampir tidak mengindahkan kebudayaan serta rasa persatuan di daerahnya. Bahkan sebaliknya, diperkotaan sangat mementingkan ilmu pengetahuan dibandingkan budaya dan tradisi di daeranya.
Tentu saja hal ini membuat tradisi-tradisi, terutama pada Hari Raya Natal di Flores masih cukup terjaga, karena masyarakat di Flores belum seperti masyarakat yang ada di perkotaan. Semoga tradisi-tradisi Hari Raya yang terdapat di Flores dan di seluruh Indonesia terus terjaga keberadaannya sehingga generasi-generasi muda di Indonesia nanti mengenali tradisi-tradisi yang ada di tanah airnya.
Sementara itu, masyarakat Flores sendiri memiliki sifat primitif dan tidak terlalu mengindahkan ilmu pengetahuan serta feodal dan memiliki rasa persatuan yang cukup tinggi.
Tentu berbeda dengan daerah perkotaan yang bahkan hampir tidak mengindahkan kebudayaan serta rasa persatuan di daerahnya. Bahkan sebaliknya, diperkotaan sangat mementingkan ilmu pengetahuan dibandingkan budaya dan tradisi di daeranya.
Tentu saja hal ini membuat tradisi-tradisi, terutama pada Hari Raya Natal di Flores masih cukup terjaga, karena masyarakat di Flores belum seperti masyarakat yang ada di perkotaan. Semoga tradisi-tradisi Hari Raya yang terdapat di Flores dan di seluruh Indonesia terus terjaga keberadaannya sehingga generasi-generasi muda di Indonesia nanti mengenali tradisi-tradisi yang ada di tanah airnya.