1. Aliran Utama Pembuatan Film
Tahap Produksi
Tahap
ini akan menjelaskan pada saat proses produksi dilakukan, dimana di dalamnya
akan membahas semua kegiatan yang terjadi mencangkup : Drawing, Scaning,
Tracing, Editing Animasi, Checking, Rendering I.
Drawing
Drawing
atau menggambar merupakan tahap awal dari proses produksi animasi film ini,
dalam menggambar penulis menggunakan cara manual yaitu menggambar langsung pada
media kertas.
Scanning
Setelah
gambar manual sudah jadi, selanjutnya adalah mentransfer gambar manual tersebut
ke dalam komputer atau digital menggunakan scanner, proses ini disebut dengan
proses scanning.
Tracing
Tracing
file digunakan untuk mengubah gambar berformat bitmap ke bentuk
vector, yaitu ketika akan mewarnai atau mengedit gambar.
Editing Animasi
Dalam
proses ini mencakup : compositing, import file, scale, stroke, position dan
opacity.
Checking
Proses
ini bertujuan untuk mencocokan antara storyboard dengan file animasi yang di
edit.
Rendering 1
Rendering
tahap pertama menggunakan software animasi untuk film, seperti Adobe After
Effect.
Pasca Produksi
Lanjutan
dari tahap Produksi adalah pasca produksi yang akan meliputi pemotongan video,
penggabungan voice over, sound effect dan backsound.
Pelaku Industri Film
A. Produser
Produser
adalah orang yang mengepalai studio. Orang ini memimpin produksi film,
menentukan cerita dan biaya yang diperlukan serta memilih orang-orang yang
harus bekerja untuk tiap film yang dibuat di studionya.
B. Sutradara
Sutradara
adalah orang yang memimpin proses pembuatan film (syuting), mulai dari
memilih pemeran tokoh dalam film, hingga memberikan arahan pada setiap kru yang
bekerja pada film tersebut sesuai dengan skenario yang telah dibuat.
C. Penulis Skenario
Orang
yang mengaplikasikan ide cerita ke dalam tulisan, dimana tulisan ini akan
menjadi acuan bagi sutradara untuk membuat film. Pekerjaan penulisan skenario
tidak selesai pada saat skenario rampung, karena tidak jarang skenario itu
harus ditulis ulang lantaran sang produser kurang puas.
D.Penata Fotografi
Penata
fotografi adalah nama lain dari juru kamera (cameraman), orang yang benar-benar
memiliki pengetahuan dan ahli dalam menggunakan kamera film. Dalam menjalankan
tugasnya mengambil gambar (shot), seorang juru kamera berada di bawah arahan
seorang sutradara.
E. Penyunting
Penyunting
adalah orang yang bertugas merangkai gambar yang telah diambil sebelumnya
menjadi rangkaian cerita sesuai dengan skenario yang telah dibuat. Pada proses
ini, juga dilakukan pemberian suara (musik) atau special effect yang diperlukan
untuk memperkuat karakter gambar atau adegan dalam film.
F. Penata Artistik
Penata
artistik dapat dibedakan menjadi penata latar, gaya, dan rias. Penata latar;
menyiapkan suasana/ dekorasi ruang sesuai dengan skenario adegan yang
diinginkan. Penata gaya membantu sutradara untuk memberikan arahan gaya kepada
pemain. Dan penata rias; orang yang bertugas membantu pemeran untuk merias
wajah dan rambut, hingga menyiapkan pakaian (kostum) yang akan digunakan.
G. Pemeran
Posisi
pemeran yang juga disebut sebagai bintang film ini, secara kelembagaan,
tidaklah begitu penting karena seorang pemeran harus tunduk dan melakukan
segala arahan yang diberikan oleh sutradara. Namun, karena cerita film sampai
pada penonton melalui bintang film tersebut, di mata penonton justru bintang
film itulah yang paling penting, amat menentukan.
H. Publicity Manager
Menjelang,
selama, dan sesudah sebuah film selesai dikerjakan, para calon penonton harus
dipersiapkan untuk menerima kehadiran film tersebut. Pekerjaan ini dipimpin
oleh seorang yang tahu betul melakukan propaganda, dan sebutannya adalah
publicity manager.
2. Distribusi & Pertunjukan Film Digital
Film indie umumnya menawarkan tema-tema yang beragam yang tidak ditemui di film-film pada umumnya yang cenderung latah dan mengekor film-film yang telah sukses. Tema-tema sederhana, yang justru dengan kesederhanaannya dapat menembus ketaksederhanaan, yang luput dari perhatian masyarakat.
Karena sifatnya sebagai alternatif, bukan komersil, membuat film indie penuh dengan eksplorasi subyektif dari si pembuat. Filmmaker memiliki kebebasan berekspresi menuangkan segala kreativitas imajinasinya dalam karya film, sehingga menghasilkan film-film yang tidak biasa (tidak konvensional). Kemurnian dan kejujuran inilah yang membuat film indie dikonotasikan sebagai film ‘egois’ yang hanya dinikmati kalangan tertentu saja.
Kemandirian dalam pengadaan dana / tanpa sponsor secara tidak langsung juga mengakibatkan kemandirian pendistribusian dan penggunaan pemeran film. Pendistribusian dilakukan secara ‘gerilya’dan pemain film yang mendukung bukanlah selebriti terkenal, melainkan orang-orang biasa yang memiliki bakat akting.
Sumber : Jurnal Pusat Apresiasi Film
biasakan membuat kalimat/paragraf pendahuluan dan penutup/kesimpulan dalam membuat suatu penulisan. dan buat hyperlink untuk sumber yang anda cantumkan dalam penulisan yang anda buat. terima kasih -NH-
BalasHapus